UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA
MELALUI
MEDIA KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B
PAUD
CAHAYA HATI DESA SERANGE
KECAMATAN
LOPOK
Nurtini
PG-PAUD, Ilmu
Pendidikan, FKIP, Universitas Terbuka
Abstrak
: Judul penelitian ini adalah :”
Upaya
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Media Kartu Angka Pada Anak
Kelompok B Paud Cahaya Hati Serange”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
tentang upaya meningkatkan kemampuan mengenal angka melalui media kartu angka.
Metode penelitian yang digunakan deskriptif dengan bentuk Penelitian Tindakan
Kelas. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 27 anak. Hasil analisa data bahwa
: 1) perencanaan pembelajaran seperti menentukan bahan pelajaran dan merumuskan
tujuan, mengembangkan dan mengorganisasikan media pembelajaran, merencanakan
pengelolaan kelas, dan menyiapkan alat penilaian rencana pembelajaran. 2)
langkah pembelajaran antara lain : melakukan pembelajaran, melaksanakan
penilaian proses dan hasil belajar, 3) peningkatan kemampuan dengan indikator :
menyebutkan angka 1-10, menunjukkan angka 1-10, dan mengurutkan angka 1-10
dalam mengenal konsep bilangan dan lambang bilangan pada anak usia dini dengan
menggunakan media kartu angka di PAUD
Cahaya Hati Serange yaitu anak mengenal angka 1-10 mencapai 93%.
Kata
kunci : Kemampuan, Media, Kartu Angka
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang
menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini
proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan
hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada
anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan
perkembangan anak.
Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya
meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua
dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan
aura dan lingkungan diman anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang meberikan kesempatan
padanya untuk mengetahui dan memahami
pengalaman belajar yang diprolehnya dari lingkungan, melalui cara
mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan
melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.
Salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh peserta didik PAUD adalah mampu mengikuti pendidikan selanjutnya
dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan tuntutan yang berkembang dalam
masyarakat. Kemampuan dasar yang dikembangkan di PAUD meliputi kemampuan
bahasa, fisik/motorik, seni dan kemampuan kognitif. Pengembangan kemampuan
kognitif bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir anak. Pada kemampuan
kognitif tersebut, anak diharapkan dapat mengenal konsep sains dan matematika
sederhana.
Kegiatan pembelajaran matematika
pada anak diorganisir secara terpadu melalui tema-tema pembelajaran yang paling
dekat dengan konteks kehidupan anak dan pengalaman-pengalaman riil. Guru dapat
menggunakan media permainan dalam pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja
dan belajar secara individual, kelompok dan juga klasikal. Penggunaan media
pada kegiatan pembelajaran matematika anak usia dini, khususnya dalam
pengenalan konsep bilangan bertujuan mengembangkan pemahaman anak terhadap
bilangan dan operasi bilangan dengan benda-benda kongkrit sebagai pondasi yang
kokoh pada anak untuk mengembangkan kemampuan matematika pada tahap
selanjutnya.
Berdasarkan observasi yang telah
dilakukan penulis di lapangan ditemukan adanya permasalahan dalam kegiatan
pengembangan di kelas yaitu rendahnya kemampuan mengenal konsep bilangan di
PAUD Cahaya Hati pada Kelompok B. Pada saat proses pembelajaran peneliti
melihat peran guru masih menekankan pengajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya peran guru yang terlalu menguasai kelas. Guru dengan
spontan memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan kepada
anak. Kondisi ini ditengarai penyebabnya adalah dalam proses pembelajaran guru
kurang memanfaatkan media pembelajaran dan permainan yang tepat yang dapat
menumbuhkan motivasi belajar anak.
Selain kurangnya media pembelajaran
dan permainan yang tepat, hal ini lebih disebabkan oleh minimnya ruangan kelas
yang dimiliki oleh PAUD Cahaya Hati . Sehingga guru merasa kesulitan mencari
tempat jika menambahkan media dan sumber belajar terlalu banyak.
Permasalahan lain yang terjadi di
PAUD Cahaya Hati adalah metode yang digunakan oleh guru masih menggunakan
metode drill dan praktek-praktek paper-pencil test. Pada pengembangan kognitif
khususnya pada pengenalan konsep bilangan, guru memberikan perintah kepada anak
agar mengambil majalah dan pensil masing-masing. Selanjutnya guru memberikan
contoh kepada anak untuk menghitung jumlah benda yang terdapat pada majalah dan
mengisinya dengan angka yang sesuai dengan jumlah benda tersebut pada kolom
yang telah disediakan. Setelah anak mengerti, guru menyuruh anak untuk
mengerjakannya sendiri. Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya
kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan di PAUD Cahaya Hati . Sebagai
indikator rendahnya kemampuan anak di PAUD tersebut, dapat dilihat bahwa dari
27 siswa kelompok B yang sudah mengenal bilangan hanya 8 siswa (30%), dan
sisanya sebanyak 19 siswa (70%) belum mengenal angka.
Berdasarkan permasalahan yang
terjadi di PAUD Cahaya Hati, penulis tertarik untuk meneliti secara langsung
pemanfaatan media kartu angka sebagai salah satu cara meningkatkan kemampuan mengenal
konsep bilangan anak PAUD dan dapat memperbaiki kondisi pembelajaran yang
terjadi di PAUD Cahaya Hati. Media ini dianggap mampu memecahkan masalah diatas
karena dalam proses
pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya dapat memperlancar proses
komunikasi akan tetapi dapat merangsang siswa untuk merespon dengan baik segala
pesan yang disampaikan.
Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Selanjut untuk meneliti masalah di atas, Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka Siswa Kelompok B Melalui Media Kartu Angka di PAUD Cahaya Hati”.
Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Selanjut untuk meneliti masalah di atas, Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka Siswa Kelompok B Melalui Media Kartu Angka di PAUD Cahaya Hati”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka
rumusan masalahnya adalah:
Apakah
melalui penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal
angka pada Anak Usia Dini di PAUD Cahaya Hati Desa Serange Kecamatan Lopok?
C. Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan
dari penelitian ini yaitu:
1.
Mengembangkan
potensi anak dalam mengenal angka dan merangsang kemampuan mengidentifikasi
jumlah dan simbol angka melalui media kartu angka.
2.
Untuk
mengetahui apakah kemampuan mengenal angka siswa kelompok B dapat meningkatkan Melalui
Media Kartu Angka di PAUD Cahaya Hati Desa Serange Kecamatan Lopok Tahun
Pelajaran 2013/2014.
D.
Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang lebih baik bagi anak ataupun guru, dalam meningkatkan
serta memperbaiki proses pembelajaran berhitung, selain itu juga diharapkan
bagi peneliti lain dapat mengembangkan penggunaan media atau pendekatan lain
guna meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
1.
Manfaat
teoritis
Manfaat teoritis
dari hasil penelitian ini adalah untuk mengembangkan pengetahuan tentang
ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan potensi belajar anak
usia dini.
2.
Manfaat
praktis
a.
Bagi
sekolah
Manfaaat penelitian bagi sekolah yaitu sebagai upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan penggunaan metode dan media yang
tepat dan optimal sehingga hasilnya bisa dijadikan sebagai contoh untuk
sekolah-sekolah yang lain.
b.
Bagi
guru
Manfaat
penelitian bagi guru yaitu menambah pengetahuan serta mengembangkan kemampuan guru dalam menggunakan metode
pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga tercipta suasana
pembelajaran yang kreatif dan lebih baik.
c.
Bagi
anak
Manfaat
penelitian bagi anak yaitu dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka dan
merangsang kemampuan mengidentifikasi jumlah angka dan simbolnya dengan
menggunakan media yang menyenangkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi
Teori
1. Kemampuan Mengenal Angka
a. Pengertian
Kemampuan
Kemampuan adalah
perpaduan antara teori dan pengalaman yang diperoleh dalam praktek di lapangan,
termasuk peningkatan kemampuan menerapkan teknologi yang tepat dalam rangka
peningkatan produktivitas kerja (Tadkirotun,
2012).
Menurut Asmani (1996:102), bahwa kemampuan
adalah kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam
suatu pekerjaan. Selanjutnya totalitas kemampuan dari seseorang individu pada
hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor, yakni kemampuan intelektual dan
kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan untuk menjalankan
kegiatan mental. Kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk
melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan
bakat-bakat sejenis.
Kemampuan adalah
sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya.
Adapun apa yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menghadapi pekerjaannya
menurut Mitzberg seperti yang dikutip Gibson, ada empat kemampuan (kualitas
atau skills) yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan tugas-tugasnya
sebagai berikut:
1.
Keterampilan
teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan alat-alat, prosedur dan teknik suatu
bidang khusus.
2.
Keterampilan
manusia, adalah kemampuan untuk bekerja dengan orang lain, memahami orang lain,
memotivasi orang lain, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.
3.
Keterampilan
konseptual, adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan, dan memadukan
semua kepentingan serta kegiatan organisasi.
Menurut Atmosudirdjo
(1998:37), kemampuan adalah sebagai sesuatu hal yang perlu dimiliki oleh
setiap individu dalam suatu organisasi. Kemampuan tersebut terdiri atas tiga
jenis kemampuan (abilities) yaitu kemampuan sosial, kemampuan teknik dan
kemampuan manajerial.
Konsep kemampuan dalam kepustakaan dikenal dua
terminology yang memiliki makna yang sama, yaitu ada yang memakai istilah
abilities dan istilah skills. Dengan mengacu pada pendapat di atas, juga
membedakan jenis keterampilan/kecakapan yang terdiri atas
keterampilan/kecakapan kemanusiaan (human skills), keterampilan/kecakapan
administrasi (administrative skills), dan keterampilan/kecakapan teknik
(technical skills) (Kayvan, Umy.2009).
Menurut Iskandar
(2011), kemampuan atau skill adalah berasal dari kata dasar mampu yang
dalam hubungan dengan tugas/pekerjaan berarti dapat (kata sifat/keadaan)
melakukan tugas/pekerjaan sehingga menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan
yang diharapkan. Kemampuan dengan sendirinya juga kata sifat/keadaan ditujukan
kepada sifat atau keadaan seseorang yang dapat melaksanakan tugas/pekerjaan atas
dasar ketentuan yang ada.
b. Pengertian
Angka
Menurut Tadkirotun
(2012) angka atau bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu
objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan 10, dapat ditulis
dengan dua buah angka (double digits)
yaitu angka 1 dan angka 10). Bilangan banyak ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. Namun demikian, bilangan yang ditemui anak-anak sebenarnya
memiliki arti yang berbeda-beda.
Seperti yang dikemukakan oleh Fatimah (2011:14) anak-anak akan belajar membedakan arti bilangan
berdasarkan penggunaan yaitu:
1.
bilangan
kardinal menunjukkan kuatitas atau besaran benda dalam sebuah kelompok.
2.
bilangan
ordinal, digunakan untuk menandai urutan dari sebuah benda, contoh juara
kesatu, dering telepon, ke lima kalinya, hari kartini hari ke 21 di bulan
April, dll.
3.
bilangan
nominal, digunakan untuk member nama benda, contoh: nomor rumah, kode pos,
nomor lantai/ruang di dedung, jam, uang, dll. Bilangan memiliki beberapa
bentuk/ tampilan (representasi) yang saling berkaitan diantaranya benda nyata,
model mainan, ucapan, simbol (angka atau kata).
Nurlaela,
(2009:16) mengemukakan
bahwa tampilan bilangan yang satu dengan tampilan bilangan yang lainnya
memahami hubungan antar tampilan bilangan dapat diartikan sebagai contohnya
setalah anak mendengarkan soal (tampilan bahasa lisan), anak bisa menunjukkan
dengan media balok (tampilan model/benda mainan), menggambarkannya (tampilan
gambar), lalu anak menulis jawaban pada kertas (simbol tertulis angka atau
kata). Setiap bilangan yang dilambangkan dalam bentuk angka, sebenarnya
merupakan konsep abstrak.
Seperti apa yang dikemukakan oleh Marhijanto (2008:30) bahwa bilangan
adalah banyaknya benda, Jumlah, satuan system matematika yang dapat diunitkan
dan bersifat abstrak. Konsep abstrak iini merupakan hal yang sulit untuk anak
Taman Kanak kanak memahami secara langsung. Sebagaimana yang telah dikemukakan
bahwa konsep bilangan itu bersifat abstrak, maka cenderung sukar untuk dipahami
oleh anak usia dini dan Taman
Kanak-kanak dimana pemikiran anak Taman Kanak-kanak berdasarkan pada pengalaman
kongkret. Untuk dapat mengembangkan konsep bilangan pada anak anak Taman
Kanak-kanak tidak dilakuakn dalam jangka waktu pendek, yang harus dilakukan
secra bertahap dalam jangka waktu yang lama, serta dibutuhkan media yang
kongkrit untuk membantu proses pembalajaran mengenal bilangan.
Wardani
IGAK (2008:27) mengungkapkan
bilangan merupakan suatu konsep tentang bilangan yang terdapat
unsure-unsur penting seperti nama, urutan, bilangan dan Jumlah. Indikator yang
berkaitan dengan kemampuan mengenal konsep bilangan yaitu:
1.
counting
(berhitung),
2.
one-to-one
correspondence (koresponden satu-satu),
3.
quality
(kuantitas),
4.
comparison
(perbandingan)
5.
recognizing
and writing numeral (mengenal dan menulis angka).
Anak memiliki
kemampuan counting (berhitung)
sebelum berusia 3 tahun bahwa anak mampu menyebutkan urutan bilangan, misalnya
satu, dua, tiga, empat, dan seterusnya. Untuk bisa berhitung anak-anak memulai
berhitung dari 1 sampai 9 setelah itu 10 dan seterusnya yaitu bilangan yang
terdiri dari 2 angka, misalnya anak mampu menyebutkan bilangan “sebelas” bukan
menyebutkan “sepuluh satu” dan sebagainya.
2.
Media Kartu Angka
a.
Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang berarti tengah, perantara,
dan pengantar, dalam bahasa Arab, media diartikan ssebagai perantara atau
pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Menurut Djamarah (1995:136), media adalah alat
bantu apa saja yang dapatg dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai suatu
tujuan pembelajaran. Menurut Purnawati dan Eldarni (2001:4), media
merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan suatu informasi
sehingga dapat merangsang fikiran, persaan, perhatian, dan minat anak sehingga
terjadi proses belajar. Istilah
media dalam bidang pembelajaran disebut juga media pembelajaran, alat bantu
atau media tidak hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat
merangsang anak untuk merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan.
1)
Jenis-jenis Media
Berdasarkan
pengertian media yang disebutkan oleh beberapa pakar, secara umum media itu
banyak, ada media elektronik, media gambar dan lain sebagainya. Media yang
dibahas pada penelitian ini merupakan jenis media yang
secara khusus digunakan pada pendidikan anak usia dini. Jenis-jenis media yang
digunakan dalam meningkatkan pengetahuan untuk anak usia dini diantaranya
adalah:
a)
Media
Serutan Kayu
b)
Media
gambar
c)
Media
Kartu Angka (Nurani, 2012).
2)
Manfaat Media
Menurut pendapat yang
dikemukakan (Tim PKP PG PAUD.2008) tentang manfaat media pengajaran dalam
proses belajar anak, sebagai berikut:
1.
pengajaran
akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2.
bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para
siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
3.
metode
pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga
b.
Pengertian Kartu Angka
Kartu angka atau
alat peraga kartu adalah alat-alat atau
perlengkapan yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar yang berupa kartu
dengan bertuliskan angka sesuai dengan tema yang diajarkan. Alat peraga kartu
adalah alat bantu bagi anak untuk mengingat pelajaran. Alat peraga kartu huruf
dapat menimbulkan kesan di hati sehingga anak-anak tidak mudah melupakannya.
Sejalan dengan ingatan anak akan alat peraga itu, ia juga diingatkan dengan
pelajaran yang disampaikan guru. Semakin kecil anak, ia semakin perlu
visualisasi/konkret (perlu lebih banyak alat peraga) yang dapat disentuh, dilihat,
dirasakan, dan didengarnya (Nurani,
2012).
Alat peraga
kartu adalah alat untuk menjelaskan yang sangat efektif, misalnya: Untuk
menjelaskan usia, ciri khas, karekter atau sifat dari seorang tokoh. Dengan
alat peraga, gambar lebih jelas daripada dijelaskan dengan kata-kata saja.
Sehingga anak dapat menghayati karakter tokoh yang diceritakan. Untuk
menjelaskan situasi sebuah tempat, misal keadaan sebuah kota, bangunan, dan
sebagainya, dengan gambar akan lebih jelas daripada diceritakan secara lisan
saja (Nurani, 2012).
Langkah-Langkah
Penerapan Kartu Angka Dalam Pembelajaran.
Menurut Tadkirotun
(2012) kartu angka merupakan fasilitas penting dalam pembelajaran di
sekolah karena bermanfaat untuk meningkatkan perhatian anak. Dengan alat peraga
kartu, anak diajak secara aktif memperhatikan apa yang diajarkan guru. Satu hal
yang harus diingat, walaupun fasilitas alat peraga kartu yang dimiliki sekolah
sangat minim, tetapi bila penggunaan alat peraga diikuti dengan metode anak
aktif, maka efektifitas pengajaran akan semakin baik. Maka adapun langkah
penerapan penggunaan kartu angka dalam pembelajaran yaitu:
Contoh penerapan untuk anak kelompok A
1)
Permainan
angka bisa dilakukan dengan kartu angka dan gambar. Satu sisi berisi sejumlah
gambar dan satu sisi bertulis angka.
2)
Anak
menghitung jumlah gambar pada kartu
3)
Jika
hitungannya benar, anak membalik kartu, sehingga terlihat angka.
4)
Guru
memberikan tanggapan positif. Jika anak keliru bantu dia menghitungnya. Setelah
itu anak menghitung kembali tanpa di bantu.
Contoh
penerapan untuk anak kelompok B
1)
Kartu
huruf dikembangkan bentuknya ke keartu angka-huruf. Satu sisi bertulis angka,
satu sisi bertulis huruf
2)
Mula-mula
anak membaca angka
3)
Apabila
benar, anak boleh membaca hurufnya.
4)
Jika
anak mau belajar membaca, permainan dibalik, anak membaca sisi hurufnya
terlebih dahulu baru membuka sisi yang bertulis angka.
B.
Hipotesis Tindakan
Adapun
Hipotesis Tindakan dari dari penelitian
in adalah sebagai berikut :
Dengan menggunakan media kartu angka dapat
meningkatkan kemampuan mengenal angka siswa kelompok B PAUD Cahaya Hati di desa
Serange.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A.
Setting Penelitian
1.
Tempat
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PAUD
kelompok B Cahaya Hati Desa Serange Kecamatan Lopok.
2.
Waktu
Penelitian ini
dilaksanakn pada bulan November sampai Desember
3.
Karakteristik
Penelitian
Penelitian yang
digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan penelitian tindakan oleh guru yang dilakukan
di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil
belajar anak mengalami peningkatan (Wardani, 2003:78).
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses belajar
mengajar di PAUD Cahaya Hati Desa Serange dengan menggunakan media kartu angka
guna meningkatkan kemampuan mengenal angka oleh anak kelompok B Tahun Pelajaran
2013/2014.
4.
Subjek
Penelitian
Subjek
penelitian adalah Anak Usia Dini Kelompok B PAUD Cahaya Hati Desa Serange
Kecamatan Lopok Tahun Pelajaran 2013/2014, yang berjumlah 27, terdiri dari 13
anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Dan objek penelitiannya adalah mengenal
angka dengan media kartu angka.
B.
Variabel yang Diteliti
1.
Faktor
Siswa
Dengan melihat motivasi dan kretifitas pada proses
pembelajaran yang dilakukan anak-anak PAUD Cahaya Hati Serange tahun pelajaran
2013/2014.
2.
Faktor
Guru
Penilitian dilakukan di dalam kelas dan ingin
meneliti cara guru dalam merencanakan proses pembelajaran dan bagaimana cara
pelaksanaannya sebagai program peningkatan wawasan guru dan pengembangan materi
di sekolah itu sendiri.
C.
Rencana Tindakan
Penelitian ini
dikelompokkan menjadi 2 siklus yang tiap siklus terdapat beberapa tahap atau
langkah. Adapun tahap-tahap atau langkah tersebut yaitu:
a.
Tahap
perencanaan
b.
Tahap
pelaksanaan tindakan
c.
Tahap
pengamtan dan interpretasi
d.
Tahap
analisis dan refleksi
1. Siklus
I
a.
Perencanaan
Pada tahap ini dibuat skenario yang merupakan
penjabaran dari tindakan, sehingga peneliti mudah melaksanakan tindakan atau
pembelajaran dengan harapan penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan
kemampuan pada anak, terutama dalam sains dan matematika. Adapun tahap
perencanaan tindakan sebagai berikut :
1.
Peneliti
melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan
disampaikan kepada siswa dalam prosses pembelajaran
2.
Membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran
3.
Membuat
skenario pembelajaran dengan menggunakan media kartu angka
4.
Menyusun
lembar observasi untuk mencatat situasi belajar mengajar selama pembelajaran
berlangsung
5.
Membuat
instrumen penelitian
6.
Menyusun
alat evaluasi pembelajaran
7.
Mendesain
alat evaluasi
8.
Merencanakan
analisa hasil tes
b.
Implementasi
Tindakan
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas
sesuai dengan rencana yang telah dituangkan dalam skenario pembelajaran. Adapun
rencana implementasi tindakan adalah sebagai berikut :
1.
Guru
menciptakan kondisi belajar yang lebih baik
2.
Guru
menyampaikan dan menyajikan media yang akan digunakan
3.
Guru
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
c.
Observasi
dan Interpretasi
Selama pelaksanaan tindakan diadakan observasi, yang
diamati adalah aktivitas-aktivitas siswa yang tampak selama proses belajar
mengajar, dan semuanya dicatat dalam lembar observasi yang telah disiapkan.
Evaluasi hasil belajar dilakukan pada tiap akhir siklus. Kegiatan yang
dilakukan pada tahap ini adalah:
1.
Melihat
kekurangan dalam proses belajar mengajar serta aktivitas siswa dalam belajar
dengan menggunakan lembar observasi
2.
Mengadakan
perbaikan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
d.
Analisis
dan refleksi
Analisis hasil penelitian dan refleksi dilakukan
pada akhir siklus. Pada tahap ini, peneliti mengkaji pelaksanaan dan hasil yang
diproleh dalam pemberian tindakan kelas pada suatu siklus, dan hasil dari
refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan
perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya.
2.
Siklus II
Pelaksanaan siklus kedua ini urutannya sama dengan
pelaksanaan pada siklus pertama dan tindakan yang dilakukan pada siklus kedua
ini berdasarkan hasil dari analisis tes pada siklus pertama sehingga dapat
dilihat perbedaaan antara siklus pertama dan siklus kedua apakah ada
peningkatan pada penggunaan metode penelitian. Apabila siklus pertama belum ada
peningkatan tindakan maka akan dilanjutkan pada siklus kedua ataupun siklus
selanjutnya.
D.
Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian, pengumpulan data merupakan bagian
yang terpenting dalam suatu penelitian, bahkan merupakan suatu keharusan bagi
seorang peneliti. Pada umumnya data yang digunakan dalam penelitian yaitu data
primer dan data skunder. Data Primer yaitu data yang diproleh secara langsung
atau data yang diproleh dari sumber pertama, sedangkan data skunder yaitu data
yang diproleh secara tidak langsung. Untuk mendapatkan data yang diperlukan
dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa tehnik yaitu sebagai
berikut :
1.
Observasi
Observasi
adalah salah satu tehnik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan
informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi tertentu. Tehnik
ini sangat cocok digunakan untuk menilai atau mengukur kadar perilaku, baik
kognitif, apektif, maupun psikomotorik.
2.
Dokumentasi
Dokumentasi
adalah salah satu tehnik pengumpulan data atau bukti-bukti penjelasan yang
lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan dengan tujuan mencari
data yang berasal dari wawancara dan catatan yang ada hubungannya dengan objek
penelitian sebagai sumber data.
E.
Tehnik Analisa Data
Berapapun banyak data yang terkumpul, tidak akan
bermakna sebelum data tersebut dianalisa dan diolah. Dengan terkumpulnay data
maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Tehnik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik Deskriptif Kompratif dan Analisis
Kritis.
1) Tehnik
deskriptif kompratif
Tehnik deskriftif kompratif digunakan untuk data
kuantitatif, yaitu dengan membandingkan hasil antara siklus. Analisis ini juga
digunakan untuk menghitung nilai atau skor yang diproleh siswa yaitu besarnya
peningkatan kemampuan dalam berhitung dan mengenal angka. Hasil komparasi
tersebut digunakan untuk mengetahui indikator keberhasilan dan kegagalan dalam
setiap siklus. Indikator yang belum tercapai diperbaiki pada siklus berikutnya.
2) Tehnik
analisis kritis
Tehnik analisis kritis berkaitan dengan data
kualitatif, yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan
guru dalam proses pembelajaran berdasarkan kriteria normatif. Hasil analisa
tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap
berikutnya.
F.
Indikator Kinerja dan Kriteria
Keberhasilan
1)
Indikator Kinerja
Untuk mengetahui keberhasilan dalam proses
pembelajaran diperlukan evaluasi secara menyeluruh. Kriteria yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan pembelajaran dapat dicermati melalui
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan evaluasi kegiatan dan
keberhasilan belajar anak adalah sejauh mana anak paham dan mengerti dengan
media kartu angka.
2) Kriteria
Keberhasilan
Kriteria untuk mengukur tingkat pencapaian
keberhasilan pembelajaran dalam berhitung dinyatakan telah mencapai tujuan pembelajaran jika total
jumlah anak yang mampu mengenal angka dengan menggunakan media kartu angka
diatas 85%. Dan proses perbaikan pembelajaran dinyatakan telah mencapai tujuan
pembelajaran jika jumlah anak yang paham atau mengenal angka ditambah jumlah
anak yang sangat mengenal angka di atas 85%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A.
DESKRIPSI PER SIKLUS
1. Siklus
I
a) Tahap
Perencanaan
Sebelum
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada beberapa hal yang perlu
dilakukan oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Membuat
Rencana Kegiatan Harian (RKH)
2.
Membuat
Skenario
3.
Menyiapkan
alat peraga berupa: kartu angka, gambar bunga matahari beragam jumlah daun dan
lambang bilangan 1 – 10.
4.
Menyiapkan
Papan Flanel
b) Pelaksanaan
Tindakan
Kegiatan
Pengembangan I (Pembukaan)
1. Berdo’a
sebelum belajar
2. Judul kegiatan menyanyi bersama lagu “1,
2, 3, “
3. Penataan ruang diubah sehingga terdapat
area kosong untuk membentuk lingkaran.
Langkah – langkah perbaikan:
1.
guru
menyanyikan lagu secara utuh
2.
guru
meminta anak mengikuti lagu 1, 2, 3
didahului oleh guru.
3.
Guru
meminta anak menyanyikan baris demi baris
Kegiatan pengembangan II (inti)
1.
Judul
kegiatan : mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan lambang bilangan 1 –
10
2.
Penataan
ruangan diubah sehingga terdapat area kosong dengan karpet/tikar
3.
Pengorganisasian
anak : anak-anak berdiri dilantai dengan formasi setengah lingkaran, posisi
guru duduk di depan murid-murid
Langkah-langkah
perbaikan:
1.
Guru
menjelaskan aturan – aturan dan cara menggunakan kartu angka
2.
Guru
menyebutkan nama permainan
3.
Guru
memulai permainan kartu angka dengan mencocokkan jumlah daun bunga matahari
dengan lambang bilangan 1- 10
Kegiatan
pengembangan III ( penutup)
1.
Judul
kegiatan : meniru lambaian bunga
matahari tertiup angin 10 kali
2.
Pengelolaan
kelas: posisi kursi dan meja anak diatur seperti biasa
3.
Pengorganisasian
: anak-anak berdiri di samping meja masing-masing
4.
Berdo’a setelah
belajar/sebelum pulang
Langkah-langkah
perbaikan:
1.
Guru
memberi contoh daun yang melambai ditiup angin
2.
Guru
meminta anak meniru daun bunga matahari yang melambai ditiup angin 10 kali
c) Tahap
Pengamatan/Observasi
Hasil observasi
kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh peneliti antara lain:
1.
Kegiatan
guru
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
ada hal yang masih kurang dalam penyampaian materi yang disampaikan oleh guru
sehingga proses pembelajaran kurang maksimal, diantaranya:
Pada
kegiatan pengembangan 1 (pembuka)
a.
guru
menyanyikan lagu dengan cepat sehingga murid-murid banyak yang tidak mampu
mengikuti dengan baik,
b.
guru
tidak menyanyikan lagu baris demi baris sehingga murid-murid kesulitan dalam
menghafal lagu yang disampaikan,
c.
dalam
menyanyikan lagu, guru tidak membagi kelompok bernyanyi pada anak sehingga lagu
yang dinyanyikan anak tidak serempak,.
Pada kegiatan
pengembangan II (kegiatan inti)
a.
guru
tidak menyiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan sesuai
dengan jumlah murid yang ada
b.
guru
tidak memperkenalkan bentuk tanaman bunga matahari yang sebernarnya sehingga
murid-murid masih bingung
Pada kegiatan
pengembangan III (penutup)
a.
guru
tidak menyuruh murid untuk berdiri dalam meniru gerakan bunga matahari tertiup
angin, sehingga dalam menirukan gerakan bunga tertiup matahari tidak sesuai
dengan harapan
2.
Aktivitas
murid
Dari
hasil pengamatan tentang kegiatan murid masih banyak hal yang masih harus
diperbaiki, hal-hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a.
Pada
kegiatan pembukaan murid-murid masih banyak yang diam, hal ini dikarenakan guru
terlalu cepat melantunkan lagu, dan anak banyak yang tidak bisa mengikuti lagu
karena guru tidak menyanyikan terlebih dahulu baris demi baris
b.
Pada
kegiatan inti anak-anak berebutan dalam menggunakan alat dan media yang
digunakan karena guru tidak menyiapakal alat bantu sesuai dengan jumlah murid,
c.
Pada
kegiatan penutup banyak anak tidak bisa melihat dan mendengar dengan baik apa
yang disampaikan oleh guru karena duduk di belakang
3.
Prestasi
siswa
Hasil
pengamatan yang sudah dilaksanakan oleh peneliti tentang prestasi siswa dapat
dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 1. Hasil pengematan prestasi siswa siklus 1
NO
|
NAMA SISWA
|
KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN
|
||
*
|
**
|
***
|
||
1
|
NOVA WANDA WANDARI
|
|
|
ü
|
2
|
NOVI TRI ANGGRAINI
|
|
ü
|
|
3
|
FADILAH NURRAMADANI
|
|
ü
|
|
4
|
RISMA DELAN SAFITRI
|
|
|
ü
|
5
|
SUCI WAHYU LESTARI
|
|
|
ü
|
6
|
CINTA
|
|
ü
|
|
7
|
VINA
|
ü
|
|
|
8
|
ALTA
|
ü
|
|
|
9
|
REVINA MAY WULAN CAHYANI
|
|
|
ü
|
10
|
ALIYA IDA SUHARYATI
|
|
|
ü
|
11
|
MARWAH HARDAYANTI
|
|
|
ü
|
12
|
SAFA AULIA MAWADDAH
|
|
|
ü
|
13
|
MUHAMMAD BAIM
|
|
|
ü
|
14
|
ZAKI FAHRI
|
|
|
ü
|
15
|
ZIDAN ANDIKA PRATAMA
|
|
|
ü
|
16
|
MIFTAH ARASY
|
|
|
ü
|
17
|
MUHAMMAD TIRTA PRATAMA
|
|
|
ü
|
18
|
ADE CIPTA PRATAMA
|
|
|
ü
|
19
|
NABILA
|
|
ü
|
|
20
|
ALDI SETIAWAN NUGROHO
|
|
|
ü
|
21
|
IZAN ZULHILMI
|
|
|
ü
|
22
|
ADITYA RADI PUTRA
|
|
|
ü
|
23
|
NIZAR
|
|
|
ü
|
24
|
ADEL
|
|
|
ü
|
25
|
AURA APRILLIA
|
|
|
ü
|
26
|
IMAM RAHMAD MAULANA
|
|
|
ü
|
27
|
MUHAMMAD ARYA
|
|
|
ü
|
KETERANGAN:
a)
* :
Belum berkembang (mengenal)
b)
** :
mulai berkembang (mengenal)
c)
*** :
sudah berkembang (mengenal)
Dari data yang
tertera pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa anak-anak yang belum
berkembang terdapat 2 orang anak (7,5%), anak-anak yang sudah mulai berkembang
ada 4 anak (14,5%), dan anak yang sudah berkembang atau sudah mengenal angka
ada 21 anak (78%). Dari data ini juga dapat ditarik kesimpulan bahwa
perkembangan anak dalam mengenal angka pada siklus pertama belum mencapai
kriteria keberhasilan, karena dikatakan berhasil apabila mencapai 85%, sehingga
perlu dilakukan perbaikan menggunakan siklus kedua.
d)
Tahap refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang sudah
dilakukan oleh peneliti bahwa ada kekurangan dalam kegiatan pembelajaran
sehingga perlu dilakukan perbaikan diantaranya yaitu:
Pada
kegiatan pengembangan I (pembuka) :
1.
guru
sebaiknya menyanyikan lagu dengan santai
2.
guru
seharusnya menyanyikan lagu baris demi bari agar murid mudah dalam mengikuti
dan menghafal lagu
3.
sebaiknya
guru harus membagikan kelompok anak dalam bernyanyi sehingga mudah dilakukan
evaluasi dan lagu yang dinyanyikan bisa terdengar serempak
Pada
kegiatan pengembangan II (kegiatan inti) :
1.
guru
seharusnya menyiapakan alat dan bahan yang digunakan sesuai dengan jumlah murid
yang ada guna menghindari murid saling berebut
2.
guru
sebaiknya mengajak anak untuk mengenal langsung bentuk tanaman bunga matahari.
Pada
kegiatan pengembangan III (kegiatan penutup) :
a.
guru
seharusnya mengorganisasikan anak yaitu anak harus disuruh berdiri agar yang
berada di belakang dapat memahami dan mendengarkan dengan baik sepeti
halnya murid yang berada di depan
b.
guru
tidak meminta anak menceritakan kembali apa yang sudah dilaksanakan
Dari hasil pengamatan
yang sudah dilakukan masih terdapat kekurangan dan kesalahan maka selanjutnya
digunakan perbaikan proses pembelajaran dengan menggunakan siklus kedua.
2.
Siklus II
a) Tahap
Perencanaan
Sebelum
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada beberapa hal yang perlu
dilakukan oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Membuat
Rencana Kegiatan Harian (RKH)
2.
Membuat
Skenario
3.
Menyiapkan
alat peraga berupa: Kartu Angka, Gambar bunga matahari beragam jumlah daun, Lambang
bilangan 1 – 10
4.
Menyiapkan
Papan Flanel
b)
Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
1. Berdo’a
sebelum belajar
2. Judul kegiatan menyanyi bersama lagu “1,
2, 3, “
3. Penataan ruang diubah sehingga terdapat
area kosong untuk membentuk lingkaran.
Langkah – langkah perbaikan:
1.
Guru
menyanyikan baris demi baris
2.
guru
meminta anak mengikuti lagu 1, 2, 3
didahului oleh guru.
3.
guru
menyanyikan lagu secara utuh
4.
Guru
meminta anak menyanyi secara berkelompok
Kegiatan pengembangan II (inti)
1.
Judul
kegiatan : mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan lambang bilangan 1 –
10
2.
Penataan
ruangan diubah sehingga terdapat area kosong dengan karpet/tikar
3.
Pengorganisasian
anak : anak-anak berdiri dilantai dengan formasi setengah lingkaran, posisi
duduk guru lebih tinggi daripada murid-murid
Langkah-langkah
perbaikan:
1.
Guru
menyiapkan aneka gambar bunga matahari dan kartu gambar sesuai dengan jumlah
murid.
2.
Guru
mengenalkan pada murid bentuk asli bunga matahari
3.
Guru
menjelaskan aturan – aturan dan cara menggunakan kartu angka
4.
Guru
menyebutkan nama permainan
5.
Guru
memulai permainan mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan lambang
bilangan 1- 10 menggunakan kartu angka
Kegiatan
pengembangan III ( penutup)
1.
Judul
kegiatan : meniru lambaian bunga matahari tertiup angin 10 kali
2.
Posisi
kursi dan meja anak diatur seperti biasa
3.
Pengorganisasian
: anak-anak berdiri di samping meja masing-masing
4.
Berdo’a setelah
belajar/sebelum pulang
5.
Salam
Langkah-langkah
perbaikan:
1.
Guru
meminta anak berdiri
2.
Guru
memberi contoh daun yang melambai ditiup angin
3.
Guru
meminta anak meniru daun bunga matahari yang melambai ditiup angin 10 kali
4.
Guru
meminta anak menceritakan kembali apa yang sudah dikerjakan
c)
Tahap Pengamatan/Observasi
Hasil observasi
kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh peneliti antara lain:
1.
Kegiatan
guru
Dari
hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa proses pembelajaran sudah maksimal
karena :
a)
Guru
sudah menyanyikan lagu dengan santai sehingga murid-murid sudah banyak yang
mampu mengikuti dengan baik,
b)
guru
sudah menyanyikan lagu baris demi baris
sehingga murid bisa mengikuti dan menghafal
c)
guru
sudah membentuk kelompok bernyanyi pada
anak
d)
guru
sudah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sesuai dengan jumlah murid
yang ada
e)
guru
sudah memperkenalkan bentuk tanaman bunga matahari yang sebernarnya
f)
guru
sudah menyuruh murid untuk berdiri dalam meniru gerakan bunga matahari tertiup
angin
g)
guru sudah meminta murid untuk menceritakan kembali apa yang
sudah dilaksanakan
2.
Aktivitas
murid
Dari
hasil pengamatan tentang kegiatan murid sudah terjadi peningkatan karena:
a)
Pada
kegiatan pembukaan murid-murid sudah banyak yang mengikuti dan bernyanyi,
b)
Pada
kegiatan inti anak-anak tidak saling berebut alat lagi karena masing-masing
sudah memiliki media sendiri.
c)
Pada
kegiatan penutup anak-anak sudah bisa melakukan permainan kartu angka dan sudah
mampu untuk menceritakan apa yang sudah pernah dilakukan.
3.
Prestasi
siswa
Hasil
pengamatan yang sudah dilaksanakan oleh peneliti tentang prestasi siswa dapat
dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 2. Hasil
Pengamatan Penilaian konsep mengenal angka
siklus 2 (Prestasi siswa)
NO
|
NAMA SISWA
|
KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN
|
||
*
|
**
|
***
|
||
1
|
NOVA WANDA WANDARI
|
|
|
ü
|
2
|
NOVI TRI ANGGRAINI
|
|
|
ü
|
3
|
FADILAH NURRAMADANI
|
|
|
ü
|
4
|
RISMA DELAN SAFITRI
|
|
|
ü
|
5
|
SUCI WAHYU LESTARI
|
|
|
ü
|
6
|
CINTA
|
|
|
ü
|
7
|
VINA
|
|
ü
|
|
8
|
ALTA
|
|
ü
|
|
9
|
REVINA MAY WULAN CAHYANI
|
|
|
ü
|
10
|
ALIYA IDA SUHARYATI
|
|
|
ü
|
11
|
MARWAH HARDAYANTI
|
|
|
ü
|
12
|
SAFA AULIA MAWADDAH
|
|
|
ü
|
13
|
MUHAMMAD BAIM
|
|
|
ü
|
14
|
ZAKI FAHRI
|
|
|
ü
|
15
|
ZIDAN ANDIKA PRATAMA
|
|
|
ü
|
16
|
MIFTAH ARASY
|
|
|
ü
|
17
|
MUHAMMAD TIRTA PRATAMA
|
|
|
ü
|
18
|
ADE CIPTA PRATAMA
|
|
|
ü
|
19
|
NABILA
|
|
|
ü
|
20
|
ALDI SETIAWAN NUGROHO
|
|
|
ü
|
21
|
IZAN ZULHILMI
|
|
|
ü
|
22
|
ADITYA RADI PUTRA
|
|
|
ü
|
23
|
NIZAR
|
|
|
ü
|
24
|
ADEL
|
|
|
ü
|
25
|
AURA APRILLIA
|
|
|
ü
|
26
|
IMAM RAHMAD MAULANA
|
|
|
ü
|
27
|
MUHAMMAD ARYA
|
|
|
ü
|
KETERANGAN:
a)
* :
Belum berkembang (mengenal)
b)
** :
mulai berkembang (mengenal)
c)
*** :
sudah berkembang (mengenal)
Dari data
yang tertera pada tabel di atas
dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan perbaikan dengan siklus dua terdapat
peningkatan pengetahuan mengenal angka pada anak yaitu: anak yang sudah
mengenal angka atau sudah berkembang ada 25 anak (93%) dan 2 anak (7%) yang mulai berkembang yang pada
awalnya tidak mengenal angka, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak perlu
dilakukan perbaikan lagi dengan siklus berikutnya karena sudah mencapai
kriteria keberhasilan yaitu di atas 85%.
d)
Tahap refleksi
Dari
kajian dan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan
pembelajaran siklus 2, terjadi peningkatan pembelajaran pada guru umumnya dan
khusus pada siswa mengalami peningkatan dan memberikan hasil yang cukup
memuaskan, hal ini dapat dilihat dari persentase peningkatan kemampuan anak
yaitu dari 78%, meningkat menjadi 93%
anak yang sudah mengenal angka dan hanya 7% anak yang sedang berkembang (mulai
mengenal)
Jadi,
dapat dijelaskan bahwa menggunakan media kartu angka dalam proses pembelajaran
yang dilakukan di PAUD Cahaya Hati Serange dapat meningkatkan kemampuan anak
usia dini khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka.
B.
Pembahasan
Perencanaan
pembelajaran menggunakan media kartu angka bergambar dalam meningkatkan
kemampuan mengenal angka/bilangan pada anak usia dini di PAUD Cahaya Hati
Serange seperti : menentukan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan, pengelolaan
dan pengorganisasian anak, mengembangkan materi media (alat peraga)
pembelajaran, merencanakan skenario kegiatan, merencanakan pengelolaan kelas
dan menyiapkan alat penilaian dapat membantu mengembangkan dan meningkatkan
tingkat kecerdasan anak.
Perencanaan
yang dilakukan oleh guru dapat membantu pelaksanaan pembelajaran dan tindakan
kelas, sehingga pembelajaran dapat dilakukan sesuai dengan sistematika
perencanaan. Selain itu perencanaan yang dilakukan dapat dikategorikan “baik”
karena sesuai dengan teori.
Langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan kartu angka bergambar dalam meningkatkan
kemampuan mengenal angka/bilangan pada anak usia dini di PAUD Cahaya Hati
Serang sangat menunjang kegiatan pembelajaran. Pengelolaan interaksi kelas,
pemberian penilaian proses dan hasil belajar anak.
Peningkatan
kemampuan mengenal angka dengan mengggunakan media kartu angka pada anak usia
dini di PAUD Cahaya Hati Serange setelah dilaksanakan pembelajaran yaitu dari
27 anak yang ada di PAUD Cahaya Hati Serange 25 anak sudah mengenal
angka/bilangan atau 93% dan hanya 2 anak
yang mulai berkembang atau mengenal
angka/bilangan sebanyak 7%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.
Penggunaaan
media kartu angka yang diterapkan di PAUD Cahaya Hati Serange dapat
meningkatkan kemampuan mengenal angka serta memberikan hasil yang sangat baik
bagi perkembangan kemampuan anak.
2.
Metode
serta prilaku guru dalam menyampaikan materi merupakan kunci efektifnya proses
belajar mengajar di PAUD Cahaya Hati Serange
B. SARAN
Untuk
melaksanakan pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal anak
dan konsep bilangan hendaknya:
1.
Guru
dapat menggunakan media kartu angka yang bergambar unik dan sesuai dengan
kesenangan anak
2.
Guru
dapat menggunakan pencampuran metode seperti metode pendekatan emosional dengan
anak agar penyampian materi dapat berjalan dengan baik
3.
Guru
dapat meningkatkan latihan dan bimbingan bagi anak yang belum paham dan belum
mengenal angka
DAFTAR PUSTAKA
Asmani,
Jamal Ma’ruf. 2011. Penelitian Tindakan
Kelas. Jogjakarta : Laksana
Djamarah.
2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta
: Rineka Cipta
Iskandar.
2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta
: GP Press
Kayvan,
Umy.2009. Permainan Kreatif untuk
Mencerdaskan Anak. Jakarta : Media Kita.
Nurani,
Yuliani. 2012. Konsep Dasar Pendidikan
Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks
Tim PKP PG
PAUD.2008. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesion. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Tadkirotun,
Mudfiroh. 2012. Pengembangan Kecerdasan
Majemuk. Tangeran : Universitas Terbuka
Wardani IGAK,
dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : Universitas Terbuka
BUAT temen mahasiswa UT ni contoh Penelitian Tindakan Kelas dari saya mogaa bermanfaaaaaaaat........
BalasHapusTerimakasih banyak...
HapusMakasih yaa bisa contoh bwt sy kbtulan sy mw bwt ptk untuk SD
BalasHapusterimakasih contoh PTK nya.....
BalasHapusStrange "water hack" burns 2lbs overnight
BalasHapusWell over 160000 men and women are using a easy and secret "water hack" to drop 2 lbs every night in their sleep.
It's effective and it works with anybody.
This is how to do it yourself:
1) Get a drinking glass and fill it up half full
2) And then use this crazy HACK
and you'll become 2 lbs thinner the next day!
Bagaimana cara mengdounload PTK ini?
BalasHapusbagaiamana memperoleh hasil dounload pkg ini?
BalasHapusSangat membantu saya utk memulai membuat ptk
BalasHapusSangat bermanfaat untuk saya dalam melakukan pelaporan PTK terima kasih referensi nya
BalasHapusIni sangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih informasi laporan PTK nya, dengan membaca ini ada pencerahan bagi saya bagaimana membuat PTK.
BalasHapussangat membantu guru2 kami untuk membuat PTK, terima kasih, Tuhan memberkati
BalasHapusAlhamdulillah... Makasih banget atas contoh PTK nya, sudah mulai ada gambaran di otak saya
BalasHapusTerimakasih sangat bermanfaat
BalasHapus