HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK
KERJA LAPANGAN (PKL)
TEKNIK
PEMBIBITAN TANAMAN GAHARU (Aquilaria
spp.) PADA
COMMUNITY DEVELOPMENT CENTER PT. NEWMONT NUSA
TENGGARA
DESA BENETE
KECAMATAN MALUK
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Oleh :
JUNAIDIN
NIM: 11.04.07.0419
Laporan
ini telah disetujui dan disahkan, sesuai dengan hasil
Praktek
Kerja Lapangan (PKL) di Community development
Center
PT. Newmont Nusa Tenggara:
Ketua
LP3SB Comdev Center Pembimbing Lapangan
LaluTohir S.Pi Gatot
Wahyudi
Mengetahui
Supervisor Sosial Responsibility
PT. Newmont Nusa Tenggara
M. AMINUDDIN
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK
KERJA LAPANGAN (PKL)
TEKNIK
PEMBIBITAN TANAMAN GAHARU (Aquilaria spp)
PADA
COMMUNITY DEVELOPMENT CENTER
PT. NEWMONT NUSA TENGGARA
DESA BENETE KECAMATAN MALUK
KABUPATEN
SUMBAWA BARAT
Oleh :
JUNAIDIN
NIM: 11.04.07.0419
Laporan
ini telah disetujui dan disahkan sesuai dengan hasil
Praktek
Kerja Lapangan (PKL) di Community development
Center
PT.
Newmont Nusa Tenggara :
Mengetahui : Menyutujui
:
Ketua Program Studi Agroteknologi Dosen Pembimbing
Fakultas Pertanian
Universitas Samawa (UNSA)
Wening Kusumawardani SP, MP Wening Kusumawardani SP, MP
NIDN :0812107401 NIDN
: 0812107401
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur, penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nyalah Laporan PraktikKerja
Lapangan (PKL) yang berjudul“Teknik Pembibitan
Tanaman Gaharu (Aquilaria spp.) pada
Commmunity development Center PT. Newmont Nusa Tenggara Desa Benete Kecamatan Maluk Kabupaten Sumbawa Barat ini, dapat terselesaikan Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak
Syahdi Mastar SP, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Samawa
(UNSA) Sumbawa Besar.
2.
Ibu
Wening Kusumawardani SP, MP selaku Ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Samawa (UNSA) Sumbawa Besar.
3.
Bapak
M. Aminuddin selaku Supervisor Sosial Responsibility Community development Center
PT. Newmont Nusa Tenggara
4.
Bapak
LaluTohir S.Pi selaku Ketua LP3SB Community development Center
PT. Newmont Nusa Tenggara
5.
Bapak
Gatot Wahyudi selaku pembimbing lapangan Community development Center
PT. Newmont Nusa Tenggara
6.
Karyawan
Community development Center PT. Newmont Nusa Tenggara dan teman-teman
yang saya banggakan, yang ikut membantu hingga
terselesaikannya Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKL ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis berharap agar memberikan kritikan dan saran yang
bersifat membangun, semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri sendiri
dan umumnya para pembaca.
Sumbawa Besar ,20 Maret 2014
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DARI TEMPAT MAGANG.................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING........................................................ ii
KATA
PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL................................................................................................. vi
INTISARI.............................................................................................................. vii
BAB I :
PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1.
Latar
Belakang.......................................................................................... 1
1.2.
Tujuan........................................................................................................ 2
1.3.
Manfaat..................................................................................................... 3
BAB II : COMMUNITY
DEVELOPMENT CENTER PT. NEWMONT NUSA TENGGARA 4
2.1.
Visi, Misi dan Nilai-Nilai (Budaya) Community development Center PT.Newmont Nusa Tenggara 4
2.1.1.
Visi.................................................................................................. 4
2.1.2.
Misi.................................................................................................. 4
2.1.3.
Nilai-Nilai (Budaya)......................................................................... 4
2.2.
Gambaran Umum Community development Center
PT. Newmont Nusa Tenggara 5
2.2.1. Sejarah............................................................................................ 5
2.2.2. Lokasi.............................................................................................. 6
2.2.3. Bidang Usaha.................................................................................. 8
2.2.4. Sarana dan Prasarana.................................................................... 8
BAB III :
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 10
3.1.Mengenal Tanaman Gaharu...................................................................... 10
3.1.1. Morfologi Tanaman Gaharu............................................................ 11
3.1.2. Jenis-Jenis Tanaman Gaharu......................................................... 12
3.1.3. Syarat Tumbuh............................................................................... 12
3.2. Perbanyakan Tanaman............................................................................. 13
3.2.1. Perbanyakan Tanaman.................................................................. 13
3.3. PemeliharaanTanaman............................................................................. 13
3.3.1. Penyulaman.................................................................................... 14
3.3.2. Pengairan........................................................................................ 14
3.3.3. Penyiangan..................................................................................... 14
3.3.4. Pemupukan..................................................................................... 15
3.4.Pengendalian Hama dan Penyakit............................................................. 15
3.4.1. Hama Tanaman Gaharu................................................................. 15
3.4.2. Penyakit Tanaman Gaharu............................................................. 15
4.1.
Kesimpulan................................................................................................ 17
4.2.
Saran......................................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
TABEL
Tabel Halaman
1. Sarana dan Prasarana......................................................................................... 7
INTISARI
Tanaman Gaharu (Aquilaria spp.) adalah spesies asli Indoneisa.
Beberapa spesies gaharu komersial yang sudah mulai dibudidayakan adalah
:Aquilaria malaccensis, A. microcarpa, A. beccariana, A. hirta, A. filaria, dan
Gyrinopsverstegii, serta A. crassnaasal Kamboja.
Gaharu merupakan
kebutuhan pokok bagi masyarakat di negara-negara Timur Tengah yang digunakan sebagai
dupa untuk ritual keagamaan. Masyarakat di Asia Timur juga menggunakannya sebagai
hio. Minyak gaharu merupakan bahan baku yang sangat mahal dan terkenal untuk
industry kosmetika seperti parfum, sabun, lotions, pembersih muka, serta obat-obatan
seperti obat hepatitis, liver, anti alergi, batuk, penenang sakit perut, rheumatik,
malaria, TBC, kanker, asthma, tonikum, dan aroma therapy.
Dewasa ini pertumbuhan
tanaman Gaharu (Aquilaria spp.) di
daerah Nusa Tenggara Barat masih sangat rendah. Hal ini disebabkan tanaman gaharu
tidak bisa tumbuh dengan baik tanpa adanya penaung dan selain itu juga kurangnya
pengetahuan masyarakat Sumbawa tentang budidaya tanaman gaharu
Morfologi tanaman
gaharu terdiri dari akar, batang dan daun. Batang inilah yang merupakan tempat penghasil
gubal gaharu yang merupakan bahan utama pembuatan parfum. Tanaman gaharu tumbuh
baik pada ketinggian 0 - 1200 m dpl, dan yang terpenting tanah tidak terendam air
seperti sawah atau rawa tetapi tanaman ini memerlukan naungan. Perbanyakan
tanaman gaharu ini yaitu dengan cara vegetative dan secara generative.
Kata
Kunci: Gaharu (Aquilariaspp), manfaat,
Perbanyakan Tanaman.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Indonesia memiliki keanekaragaman
sumber daya alam yang sangat melimpah, wilayah hutan tropisnya terluas ketiga
di dunia, dengan cadangan minyak, gas alam, tembaga, dan mineral lainnya.Negeri
kita ini telah dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan limpahan pesona yang
sangat elok.Indonesia sangat layak untuk disebut sebagai surga katulistiwa yang
ribuan pulaunya membentang dari Sabang sampai Merauke (Heyne, K. 1987).
Salah satu keanekaragaman sumber daya
alam hutan yang dimiliki oleh Indonesia adalah Tanaman Gaharu. Bentuk produk
gaharu merupakan hasil alami dari kawasan hutan berupa cacahan, gumpalan atau
bubuk. Gaharu banyak digunakan sebagai bahan parfum, obat-obatan dan bahan
dupa. Temuan rekayasa produksi kayu gaharu memberi peluang yang sangat besar
bagi petani di Indonesia sebagai komunitas andalan penyumbang devisa dari sektor kehutanan selain
dari produk hasil hutan kayu dan keuntungan lainnya sehingga patut diupayakan
peningkatan tanaman Gaharu (Heyne,
K. 1987).
Di Kabupaten Sumbawa, tanaman gaharu merupakan tanaman yang sangat
langka, sangat jarang masyarakat membudidayakan tanaman ini, kelangkaan tanaman
gaharu juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
teknologi buidaya tanaman serta teknik dalam pembuatan gubal tanaman gaharu. Masyarakat Sumbawa cendrung
memilih tanaman jati sebagai alternatif penghasilan jangka panjang.
Oleh sebab itu kegiatan pembibitan tanaman gaharu yang
dilakukan khususnya di desa Benete kecamatan Maluk yaitu di lembaga community
development ini perlu ditingkatkan agar masyarakat Sumbawa pada umumnya dapat
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya, serta tidak bergantung dengan
tambang emas PT. Newmont Nusa Tenggara
1.2. Tujuan
1.2.1.Tujuan Umum
ü Untuk memberikan pengetahuan
dan pemahaman kepada mahasiswa tentang aplikasi teori langsung dilapangan.
ü Dapat meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah yang terjadi dilapangan.
ü Dapat meningkatkan keahlian
bagaimana pemecahan masalah/analisa masalah dibidang pertanian langsung
dilapangan.
1.2.2.
Tujuan
Khusus
ü Untuk mengetahui teknik
pembibitan tanaman gaharu .
1.3. Manfaat
Manfaat dari Praktek Kerja
Lapangan (PKL) ini adalah :
a)
Untuk
memperluas wawasan, pengetahuan dan keterampilan mahasiswa secara teknis
tentang Teknik PembibitanTanaman Gaharu
(Aquilaria spp.).
b)
Menjalin
hubungan kerja sama yang baik antara Universitas Samawa Fakultas Pertanian
Program Studi Agroteknologi dengan Lembaga Community Development PT. Newmount
Nusa Tenggara Kabupaten Sumbawa Barat.
BAB II
COMMUNITY DEVELOPMENT CENTER
PT. NEWMONT NUSA TENGGARA
2.1.
Visi, Misi dan Nilai-Nilai Lembaga Community
Development PT. Newmont
Nusa Tenggara
2.1.1. Visi
Menuju
masyarakat yang mandiri dan memiliki ketahanan ekonomi masyarakat yang
berkelanjutan.
2.1.2.
Misi
Sebagai
media pembelajaran masyarakat khususnya
dibidang pertanian, sebagai bentuk tanggung jawab sosial pihak PT. Newmont Nusa Tenggara terhadap masyarakat
lingkar tambang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membekali pengetahuan
tentang pertanian yang inovatif dan kreatif
2.1.3. Nilai-Nilai
a)
Integritas
yaitu selalu bekerja sama dalam tim dengan hati yang ikhlas, jujur, mau
belajar, setia kepada pimpinan dan perusahaan.
b)
Profesionalisme
yaitu bekerja dengan upaya maksimal untuk mencapai hasil yang terbaik
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, memelihara etika,
estetika serta disiplin dan bertanggung jawab.
2.2.
Gambaran Umum Lembaga Community Development
PT. Newmont Nusa Tenggara
2.2.1. Sejarah
Lembaga
Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara berdiri sejak tahun 2010,
sebelum adanya Community development dulu dijadikan sebagai media pembelajaran
masyarakat, ada yang pertama bernama Lawar, kemudian selanjutnya terdapat di Benete, tetapi tidak menjadi suatu kesatuan dalam pengertian
tidak adanya pembibitan dan lain-lain sehingga menggunakan system sewa dalam jangka waktu yang pendek
yaitu hanya 2 tahun (Tohir, 2014).
Maka
pada awal tahun 2010 petani mulai sadar akan kemajuan .dengan adanya Community
Development ini masyarakat belajar
tentang pertanian dimulai dari tanaman
hortikultura dan tanaman keras yaitu pohonan, tanaman pangan dan segala sesuatu
yang berkaitan dengan pertanian difokuskan di Community Development sebagai
tempat pembelajaran (Tohir, 2014).
Seiring
dengan berjalannya waktu dilihat dari kebutuhan masyarakat tentang pertanian
,berbagai fasilitas dibangun, yang
pertama yaitu adanya aula tani sebagai tempat penyuluhan masyarakat tentang
pertanian, kemudian ruangan belajar,
aula tani tidak hanya dijadikan sebagai tempat penyuluhan tetapi juga sebagai
tempat belajar dan tempat hajatan bagi masyarakat, Community Development ini
tidak hanya dikenal oleh masyrakat tetapi juga dikunjungi oleh orang
dari luar lingkar tambang, dan tamu Negara pun ikut perkunjung disini, dan duta
besar Amerika pun datang mengunjungi comdev ini (Tohir, 2014).
Mengenai
program Community Development Center, ada beberapa program yaitu pembibitan
tanaman keras maupun tanaman buah, tehnik budidaya SRI (Sistem Of Rice
Intensifikation), produksi kompos,
penggemukan sapi, dan pendampingan petani (Tohir, 2014).
Beberapa
program tersebut hingga sekarang masih tetap berjalan yang bertujuan sebagai
bentuk pemberdayaan pihak PT terhadap
masyarakat lingkar tambang. Kemudian untuk melakukan inovasi pertanian /
teknologi pertanian yang memberiakan fasilitas belajar computer (Tohir, 2014).
Harapan
kedepan yaitu agar masyarakat menjadi modern dan bisa menjual semua hasil
pertanian secara online (Tohir, 2014).
2.2.2. Lokasi
Terletak di Desa Banete, Kecamatan
Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat.
2.2.3. Bidang Usaha
Lembaga Community Development Center PT. Newmount Nusa Tenggara memiliki
berbagai macam bidang usaha yaitu :
a)
Budidaya
Tanaman Buah naga
b)
Budidaya
Tanaman Serikaya
c)
Budidaya
Tanaman Jambu biji
d)
Budidaya
Tanaman Hutan dan industry
2.2.4. Sarana
dan Prasarana
Tabel 1. Sarana dan Prasarana Community Development Center PT. Newmont Nusa Tengara
No
|
Nama Sarana/Prasarana
|
Jumlah (Unit)
|
1
|
Gudang
|
1
|
2
|
Gunting
|
10
|
4
|
Jenset
|
1
|
5
|
Kantor
|
1
|
6
|
Knapsack (Solo
Sprayer)
|
2
|
7
|
Kolam
Penampung Air
|
2
|
8
|
Komputer
|
5
|
9
|
Mesin
Pemotong Rumput (Brus Cutter)
|
1
|
10
|
Tangki Air
|
3
|
11
|
Traktor
|
1
|
12
|
Motor Kaisar
|
2
|
Sumber: Community
Development Center PT. Newmont
Nusa Tenggara 2014
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Tanaman Gaharu (Aquilaria spp)
3.1.1. Morfologi Tanaman Gaharu
(Aquilaria spp)
Akar tanaman merupakan akar tunggang
yang sangat kokoh yang berwarna coklat kehitaman. Tinggi pohon mencapai 40 m dengan
diameter batang mencapai 60 cm. Permukaan batangnya licin, berwarna
keputih-putihan, kadang-kadang beralur. Kayu biasanya keras (Isnaini, Y. 2005).
Bentuk daun lonjong
agak memanjang dengan ukuran panjang 6-8 cm, lebar 3-3,5 cm. Ujung daun
meruncing, daun kering biasanya berwarna abu-abu kehijauan, tepi daun agak
bergelombang, melengkung, kedua permukaannya licin dan mengkilap (Isnaini, Y. 2005).
Bunga terdapat pada ujung ranting,
ketiak daun.atau kadang-kadang di bawah ketiak daun. Bunga berbentuk
lancip, panjangnya sampai 5 mm, berwarna hijau kekuningan atau putih, berbau
harum. Buah berbentuk bulat telur atau agak lonjong, panjangnya sampai 4
cm, lebar 2,5 cm, buah yang masak berwarna merah dan bentuk biji bulat telur (Isnaini, Y. 2005).
Gambar
1. Buah dan Biji Tanaman Gaharu
|
Sumber : http://www.Blogger.com
Taksonomi
: Taksonomi tanaman gaharu dikelompokkan
sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas :Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
Bangsa : Myrtales
Gen : Aquilaria
Jenis :
Aquilaria
moluccensis
3.1.2. Syarat Tumbuh
Ketinggian
tempat, tanaman gaharu
tumbuh
optimal didataran rendah
sampai pegunungan yakni 750m dpl. Tanaman gaharu tumbuh dengan baik jika terdapat
naungan, dan tanaman yang dijadikan
naungan yang paling baik yaitu tanaman turi.
Suhu, kelembapan
dan intensitas cahaya matahari, suhu udara ideal
untuk pertumbuhan tanaman gaharu antara 26-36oc,
dengan kelembapan 70-90%. Sementara itu, intensitas sinar matahari yang
dibutuhkan sekitar 50-70%. Dengan demikian tanaman
gaharu ini merupakan tanaman yang tidak menginginkan sinar matahari dengan intensitas
tinggi. Karena itu, tanaman
gaharu sebaiknya ditanam dilahan yang
memiliki tanaman lain sebagai naungan.
Kondisi tanah,
derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk tanaman gaharu yakni sekitar 6,5-7, untuk mendapatkan tanaman
gaharu tumbuh baik, tanah harus subur serta mengandung
unsure hara yang banyak agar tanaman tumbuh cepat dan menghasilkan minyak
gaharu yang bernilai jual tinggi
3.2. Perbanyakan Tanaman Gaharu
Tanaman
gaharu dapat diperbanyak baik secara generatif maupun vegetatif. Perbanyakan
secara generatif diawali dengan proses penyerbukan yang menghasilkan buah
dan biji yang
nantinya akan menjadi tanaman baru
Perbanyakan menggunakan biji memiliki kelebihan diantaranya bibit tersedia
dalam jumlah banyak dengan ukuran seragam. Selain itu, tanaman yang dihasilkan
dapat tumbuh kokoh. Sebaliknya, tanaman hasil perbanyakan menggunakan biji
membutuhkan waktu yang lama untuk berproduksi. Adapun teknik pengambilan benih
pada perbanyakan menggunakan biji yaitu
dengan mengumpulkan buah yang jatuh dari pohonnya. Buah yang jatuh dari pohon tanaman
gaharu berwarna merah kecokelat-cokelatan.
Untuk mendapatkan biji yang baik untuk dijadikan sebagai benih gaharu yaitu
dengan beberapa perlakuan, yaitu sebagai berikut:
·
Pada
saat tanaman gaharu sudah mulai berbuah, buah yang jatuh dari pohonya
dikumpulkan pada satu tempat.
·
Buah yang diperoleh dikeringkan selama beberapa hari dengan
cara diangin-anginkan atau dijemur selama 2 (dua) jam pada pagi hari, yaitu antara jam
08.00-10.00.
·
Biji yang sudah
kering dimasukkan ke dalam karung dan disimpan dengan baik, dan usahakan
terhindar dari kelembaban, atau dimakan serangga, sampai waktunya untuk proses persemaian.
(Badan
Litbang Kehutanan,
DEPHUT, Bogor,
2012).
a) Penyemaian benih
o
Menyiapkan benih tanaman gaharu
dan media semai yang terdiri atas campuran sekam, tanah, dan kotoran kambing dengan perbandingan 2:1:1.
o
Mencampurkan
sekam, tanah dan kotoran kambing, kemudian ditempatkan pada tempat penyemaian
berupa nampan
o
Kemudian melembabkan media semai dengan cara disemprot dengan
menggunakan air .
o
Kemudian benih tanaman gaharu ditaburkan diatas media semai kemudian
disiram dengan air dan ditempatkan pada tempat yng terlindung dari sinar
matahari penuh selama10 hari,
hingga proses pindah tanam ke dalam polibag.
b) Pemindahan bibit ke dalam polibag
o
Menyiapkan polibag dan media tanam berupa campuran sekam,
tanah, dan kotoran kambing serta sedikit kompos kemudian disiram.
o
Mengambil bibit yang memiliki panjang 2-3 cm untuk dipindahkan ke
polibag
o
Menyiapkan polibag
berukuran 15 x 20 cm, lalu memasukkan media tanah kedalamnya. Buat lubang sedalam 2 cm menggunakan jari ditengah
polibag.
o
Kemudian menanam bibit di dalam polibag, satu polibag untuk satu bibit.
o
Tempatkan polibag
ditempat teduh selama 10 hari.
Selama itu kelembapan media harus dijaga dengan cara disiram secara hati-hati
menggunakan sprayer.
Perbanyakan
dengan cara vegetatif : tanaman gaharu selain dapat diperbanyak menggunakan biji
juga bisa diperbanyak menggunakan stek pucuk, okulasi dan tempel, tetapi
menggunakan cara ini memiliki banyak kelemahan diantaranya, tanaman tidak memiliki akar
yang kokoh, serta persentasi keberhasilan sedikit. Itulah sebabnya di Community Development Center tidak memakai cara vegetatif karena dianggap
sebagai hal yang akan merugikan.
3.3.
Pemeliharaan Tanaman Di Pembibitan
Pemeliharaan tanaman dalam budidaya tanaman gaharu
dilakukan agar tanaman dapat tumbuh subur dengan tujuan agar petani atau
masyarakat desa bisa terpenuhi kebutuhannya akan tanaman gaharu karena antusias
masyarakat sangat besar dalam melakukan penanaman tanaman gaharu.
Kegiatan-kegiatan pemeliharaan tanaman yang dilakukan di tempat magang yaitu
sebagai berikut :
3.3.1. Penyulaman
Tanaman gaharu sangat rentan terhadap cuaca lingkungan, tanaman ini
tidak tahan terhadap sinar matahari langsung apalagi tanaman masih kecil. Namun pada kegiatan magang yang sudah
dilakukan penyulaman terhadap tanaman tidak terlalu banyak karena benih yang
dipilih oleh ketua lembaga yaitu benih yang memang memiliki daya tumbuh tinggi
yang diintroduksi
dari
Jawa. Dalam satu bedengan tanaman yang
disulam hanya 3-5 tanaman.
3.3.2. Pengairan
Melihat kegunaan air bagi tanaman sangat besar, maka
kekurangan air akan menggangu aktifitas fisiologi maupun morfologi pada tanaman
yang dapat berakibat terhentinya
pertumbuhan.
Pengairan pada pembibitan tanaman
gaharu dilakukan setiap hari sekitar jam 5 sore, dan pengairan dilakukan dari
awal pemindahan tanaman ke dalam polibag hingga tanaman gaharu siap ditanam pada lahan yang luas. Pengairan
tanaman gaharu dilakukan secara manual dengan menggunakan selang.
3.3.3.
Penyiangan
Kegiatan penyiangan dalam budidaya tanaman gaharu dilakukan
secara berkala, yaitu ketika gulma mulai tumbuh di sekitar tanaman utama. Kegiatan penyiangan dilakukan secara manual
dengan menggunakan tangan. Gulma hasil penyiangan yang di kumpul bisa di jadikan kompos untuk tanaman
yang lain.
3.3.4. Pemupukan
Pemupukan merupakan usaha menambahkan bahan atau material ke media tanam
untuk mencukupi kebutuhan hara tanah sehingga mampu
berproduksi
dengan baik. Pemupukan tanaman gaharu
yang dilakukan di Community
Development Center yaitu menggunakan pupuk kandang yang berasal
dari kotoran ternak yaitu kotoran kambing. Pemupukan yang dilakukan hanya 1 (satu) kali yaitu untuk pupuk dasar ,
dengan dosis atau takaran 1 (satu) ember kotoran kambing dicampur dengan
1(satu) ember tanah dan 2 (dua) ember sekam kering (1:1:2). Dengan demikian penggunaan bahan
kimia (pupuk kimia) dapat dikurangi.
3.6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Berdasarkan hasil
pengamatan dan kegiatan yang sudah dilakukan di tempat magang, terdapat hama kutu putih dan semut yang
menyerang tanaman gaharu, sedangkan penyakit yang menyerang tanaman gaharu,
sejauh pengamatan penulis hanya penyakit bercak daun ynag disebabkan oleh jamur.
3.6.1. Hama Tanaman Gaharu
a) Kutu putih (Pseudococidae)
Karakteristik
berbentuk oval panjang dengan sepasang garis panjang di ujung abdomen. Sekujur
tubuhnya yang lembut berwarna merah ditutupi satu lilin dan lapisan kapas
sehingga sekilas terlihat seperti sekumpulan kapas. Kutu betina menghasilkan
200–450 butir telur yang
diletakkan disamping serangga dewasa dan nifa berkembang didekatnya. Siklus
hidup berlangsung selama 40 hari.
Gejala serangan:
bagian daun terlihat bercak hitam dan
terlihat agak kotor dan daun biasanya menjadi rontok. Hama ini sulit
di basmi hingga tuntas karena mempunyai semacam lapisan lilin sabagai
perisainya.
Pengendalian :
pengendalian yang digunakan untuk mengatasi
serangan hama kutu putih yaitu secara mekanik dan dengan menggunakan pestisida.
Pengendalian secara mekanik digunakan apabila serangan hama kutu putih
menyeranga tanaman dalam skala kecil, biasanya dengan menggunakan alat pemotong
daun atau secara manual dengan menggunakan tangan dengan cara membuang dauan
tanaman yang sudah terkena serangan hama kutu putih, sedangkan penggunaan
pestisida yaitu ketika tanaman terserang dengan skala besar, tetapi pada
kegiatan magang yang dilakukan di desa Benete tidak menggunakan bahan kimia,
melainkan dengan menggunakan cara mekanik saja.
b) Semut ( Formicidae)
Hama semut menyerang tanaman gaharu
ketika proses penyemaian benih, hal ini disebabkan karena ada rasa manis pada
biji tanaman gaharu yang disemai. Serangan hama semut mampu mengurangi dan
menghilangkan tanaman yang disemai sekitar 60%. Cara yang dilakukan untuk
mengendalikan hama semut yaitu dengan menggunakan pestisida kimia dengan merek
dagang sevin. Dosis yang digunakan pada aplikasi Sevin yaitu : 1 sendok gula pestisida
sevin dicampur dengan 7 liter air bersih, cara aplikasi larutan tersebut yaitu
dengan menyemprotkan pada benih gaharu yang disemai.
3.6.2. Penyakit
Tanaman Gaharu
Pada kegiatan magang yang dilakukan di Community Development Center terdapat serangan penyakit
berupa bercak hitam yang terletak pada tepi daun yang mengakibatkan tanaman
menjadi kering, setelah dilakukan penelusuran informasi dari berbagai sumber,
bahwa yang menyebabkan penyakit bercak daun pada tanaman gaharu yaitu jamur.
Menurut Permana. E (2005), mengatakan bahwa Penyakit bercak daun yang menyerang di pembibitan, disebabkan oleh
jamur, yaitu jenis
jamur Fusarium sp. Penyakit bulai dan keriting, disebabkan
oleh virus yang menyerang di pembibitan dan ditularkan oleh serangga.
Langkah-langkah yang dilakukan agar terhindar dari
serangan hama dan penyakit yaitu:
1. Membersihkan
semak-semak di bagian bawah pohon penghasil gaharu, sehingga kepompong yang
diletakan di tanah dapat dikendalikan dengan menggunakan bakteri (mis. Bacillus
thuringiensis) dan jamur (mis. Beauveria bassiana).
2. Perlakuan pemangkasan terhadap ranting-ranting
pohon pengasil gaharu dimana diduga ngengat-ngengat tersebut terbangnya rendah,
sehingga apabila ranting-ranting di pangkas, maka ngengat-ngengat tersebut
tidak dapat meletakkan telur-telurnya di daun pohon pengasil gaharu, di duga
kemampuan terbang ngengat terbatas.
3. Melakukan
tanaman campuran (teknik silvikultur), misalnya pohon penghasil gaharu dicampur
dengan pohon mimba (Azadirachta indica).
4. Mencari
tanaman yang resisten terhadap hama dan pohon penghasil gaharu.
Namun pada kegiatan magang yang dilakukan di Community
Development Center tehnik atau cara penanggulangan penyakit yang dilakukan yaitu dengan cara
manual menggunakan tangan dengan cara bagian tanaman yang terserang penyakit
dicabut dan dibuang, penganggulangan penyakit dengan cara manual dilakukan
karena mengingat tanaman gaharu yang terdapat di pembibitan berjumlah sedikit.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari hasil praktek kerja lapangan
yang sudah dilakukan di Community Development Center PT. Newmont Nusa Tenggara
bahwa penulis sudah paham dan mengetahui tentang teknik pembibitan tanaman
gaharu, serta penulis mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi di lapangan.
4.2.
Saran
Setelah melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan di Community development. PT. Newmont Nusa Tenggara, penulis menyarankan agar :
a) Kerjasama antara pihak Comdev.
PT. Newmont Nusa Tenggara dengan pihak UNSA tidaka hanya dalam hal Praktek Kerja
Lapangan (PKL) saja, tetapi juga bisa menjalin kerjasama dalam hal penelitian
lainnya
b) Para petani dan pemerintah daerah memberikan
perhatian yang lebih serius dalam pengembangan usaha budidaya tanaman gaharu.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen
Kehutanan Badan Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan Pusat Litbang
Produktivitas Hutan. 2012. Pengembangan Komoditi Hasil Hutan
Bukan Kayu (HHBK) DEPHUT, Bogor.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid I s/d III Badan Litbang Kehutanan,
DEPHUT, Jakarta.
Isnaini, Y. 2005. Teknik Induksi Gaharu dan Seleksi Pohon Gaharu Potensial, Pelatihan
Nasional Budidaya dan pengolahan Gaharu, Seameo Biotrop, Bogor.
Parman dan T. Mulyaningsih, 2001. Teknologi Pembudidayaan Tanaman Gaharu,
Prosiding Lokakarya Pengembangan Tanaman Gaharu, RLPS Dephut, Jakarta.
Permana, E. 2005. Identifikasi Beberapa Soecies Gaharu (Aquilaria Spp) Asli Indonesia, Pelatihan Nasional Budidaya
dan Pengolahan Gaharu, Fahutan IPB, Seameo Biotrop, Bogor.
Tohir, L. 2014. Pengembangan Pesisir dan Pertanian. Community Development Center PT. Newmont Nusa Tenggara,
Kabupaten
Sumbawa Barat.